Senin, 02 Mei 2011

Menafsir “Bismillahirrahmanirrahim” Oleh Anwar Muhammad

Basmallah, Sebagai Awal Dan Akhir

Bismillahiramanirahim, adalah sebuah kalimat yang selalu diucapkan mayoritas umat Islam dikala mau menjalankan suatu pekejaan yang baik. Dan mengharap sesuatu itu akan menjadi baik pula. Sehingga nilai kerja mereka mungkin dapat terangkat. Karena mereka mempercayai dengan menghubungkan aktivitas yang mereka lakukan dengan nama Allah yang maha Suci, pasti akan selalu berada dalam ridhonya.

Sebagaiman hadis nabi yang berbunyi: “Pekerjaan apa saja apabila dimulai tanpa membaca Bismillah, maka tetap tak sah”. (terputus kebaikannya). Artinya nabi ingin menyampaikan bahwa semua pekerjaan apapun yang baik sebaiknya diawali dengan bismillah. Begitu juga Nabi yang sejak dini diperintahkan melakukan segala aktivitasnya dengan nama Allah, Iqra’ Bismi Rabbika . ¬Maka, kata Quraish Shihab, tidak keliru jika dikatakan bahwa Basmallah merupakan pesan pertama untuk manusia.

Lebih tegas juga dikatakan Sayyid Quthb dalam tafsir fi zhilalil Qur’an, bahwa memulai sesuatu dengan menyebut nama Allah merupakan adab yang diwahyukan Allah kepada Nabi SWA. Pada permulaan turunnya wahyu Qur’an ini sebagaimana telah disepakati , yaitu firman “bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu ,,,,”

Hal itu sepaham dengan kaidah tashawwur paham, konsepsi, ide Islam yang paling benar bahwa Allah adalah yang pertama dan yang terakhir , yang maha nyata dan maha tersembunyi”. Maka, Allah yang maha maujud dan maha benar, yang dari-Nyalah terwujudnya segala yang maujud, segala yang ada. Dan dari-Nya pula bermulanya segala sesuatu. Kalau begitu , dengan nama-Nya lah segala sesuatu dimulai, dan dengan namaNya pula terjadi segala gerak dan arah .

Basmallah Termasuk Ayat Al- Fatihah Atau Tidak

Di antara yang berpendapat bahwa Basmalah bukan ayat pertama dari setiap surat termasuk al-fatihah, beralasan bahwa basmalah hanya untuk fashil (pemisah) antara surat, seperti pada surat An-nas, Al-Kafirun, An-Nur dan sebagainya. Pendapat ini berdasarkan hadis berikut : Dari Ibnu Abas ia mengatakan “Rasulullah saw tidak tahu pemisah anatara surat sehingga turun kepadanya Bismillahirrahmanirrahim” H.R Abu daud.

Adapun dalil lain yang dianggap mendukung pendapat ini adalah : Dari Anas ia berkata “tatkala Rasulullah saw pada suatu hari berada di antara kami (di dalam mesjid), tiba-tiba beliau tertidur sekejap lalu menengadahkan kepalanya sambil tersenyum. Maka kami bertanya, “apakah gerangan yang membuat engkau tertawa wahai Rasulullah?” beliau menjawab “baru saja ayat turun kepadaku” maka beliau membaca “bismillahhirrahmanirrahim inna a’thaina kalkautsar, fa shalli lirabbika wanhar inna syaniaka huwal abtar” lalu beliau bersabda “tahukah kamu sekalian al kautsar?”beliau menerangkan…”H.R Ahmad dan Muslim .

Berdasarkan hadis-hadis ini jelaslah bahwa basmalah turun bersamaan dengan surat yang sekaligus menjadi pemisah dari surat-surat lainnya. Dan surat yang turun tidak bersamaan dengan Basmalahnya tidak perlu membacanya ketika membaca surat tersebut. Olah karena itu sebagaimana pada surat-surat yang lain, Basmalah pada al-fatihah adalah sebagai pemisah surat bukan ayat pertama dari surat itu.
Selain itu terdapat juga dalil-dalil yang menunjukan bahwa Basmalah merupakan ayat pertama dari surat Al-fatihah. Dengan pernyataan bahwa surat Al-Fatihah merupakan surat pertama di dalam mushaf, karena itu ia tidak memerlukan fashil (pemisah) dari surat-surat lainnya. Dan Al-fatihah disebut juga as sabl’ul matsani, artinya tujuh ayat yang berulang-ulang di dalam salat.

Selanjutnya riwayat Ad-Daraquthni dari sahabat Abu Hurairah menerangkan dari Nabi saw. Rasulullah saw bersabda “apabila kamu membaca Al-Hamdu (alfatihah) maka bacalah bismillahirrahmanirrahim, karena itu umul quran, Umul Kitab, dan as Sabul masani, serta Bismillahirrahmanirrahim ayat pertamanya”.

Keterangan-keterangan ini dijelaskan untuk mendukung bahwa basmalah merupakan ayat pertama pada surat alfatihah dan banyak lagi pendapat lain yang membenarkan hal itu. Dengan demikian, apabila ditemukan hadis-hadis lain yang menerangkan bahwa Rasulullah saw memulai bacaannya denhan alhamdu atau alhamdulillahi rabbil ‘alamin maksudnya denhan alfatihah yang ayat pertamanya bismillahirrahmanirrahim.

Dari penulis lebih setuju dan sepaham dengan yang menyebutkan bahwa basmallad termasuk dalam surat Al-Fatihah sebagai ayat pertama. Sebagaimana penjelasan Sayyid Quthb, bahwa Basmallah lebih kuat termasuk surat fatihah. Dengan menjelaskan ada pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan firman allah, sesungguhnya kami telah memberikan Kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan al-alqur’an yang agung (al-Hijr: 87), adalah surat al-Fatihah karena terdiri atas tujuh ayat “yang di ulang-ulang” di dalam shalat .

Dalam Al-Qur’an, Basmallah juga terletak dalam permulaan al-Qur’an dan setiap setiap surat kecuali surat at-Taubah. Terutama dalam surat pertama, yaitu al-Fatihah. Jika membahas Bismillahiramanirahim, sulit kalau mengharapkan penjelasan yang sempurna dan lengkap karena banyak rahasia dibaliknya. Seperti Imam Ali, yang memerlukan waktu panjang hanya dalam menjelaskan huruf ba’ dari bismillah.

Tapi, tetap sangat penting basmallah dikahui oleh kita sebagai orang Islam apa artidan maknanya. Maka penulis ingin mencoba memaparkan hal-hal penting dalam menafsirkannya.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

Bismillah, Dengan nama Allah. Jar majrur (bi ismi) di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjaan. Kita katakan (dalam kaidah bahasa Arab) bahwa jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya, karena keduanya adalah ma’mul. Sedang setiap ma’mul harus memiliki ‘amil. Inilah penjelasan bahasanya, ketika kita menggunakan basmallas sebelum melakukan sesuatu.

Karena dalam prakteknya, bismillah memang sudah dipahami dan diucapkan untuk memulai suatu aktivitas, maka dalam maknanya pun memberi pengertian yang sama. Kandungan huruf bab’ atau di baca bi juga berarti “dengan”, itu mengandung kata “memulai”, memulai dengan nama Allah. Kata isim yang demikian itu, maksudnya menyimbolkan kekuasaan-Nya. Artinya tidak bisa dipahami hanya sebatas nama (dengan nama-Nya), tapi maksudnya dengan Allah sendiri, dengan dzat-Nya.

Sekarang, jika mengucapkan basmallah maka konsekwensi maksud dan tujuannya adalah terucap bahwa aku mulai perbuatan ini dengan nama Allah atau permulaan dalam perbuatanku ini dengan nama Allah untuk mendapat berkat dan pertolongan rahmat Allah sehingga dapat selesai dengan sempurna dan baik.

Dengan demikian, kalimat tersebut menjadi pernyataan dengan sadar sebagai makhluk Allah, bahwa segalanya bergantung kepada rahmat kurnia Allah. Hidup, mati dan daya upaya semata-semata terserah kepada rahmat kurnia Allah Azza wa Jalla. Disinilah terlihat nama Allah menjadi titik tolak aktivitas manusia termasuk membaca Qur’an.

Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Murah Yang Maha Penyayang). Ar-Rahman (Yang Pemurah) yakni yang penuh rahmat-Nya kepada semua makhluk di dunia hingga di akhirat, kepada yang mukmin maupun yang kafir. Adapun Ar-Rahim (Yang Penyayang) khusus rahim-Nya buat kaum mukmin sahaja. Begitulah juga harus terlintas dalam kesadaran masing, setelah menyebut Bismillah.

Dua kata tersebut, dari semua nama-nama Allah terpilih dalam mewakili kebesaran dan cinta Allah. Seperti dalam surat al-A’raf : 156, Rahmat-Ku mencakup segala sesuatu. Dan sebenarnya, dua kata itu memiliki akar kata yang sama, yaitu ar-rahmah. Dimana kasih sayang Allah sangat tinggi dan besar dan kasih sayang yang ada antara sesama manusia ini hanya sedikit saja dari curahan kasih sayangnya yang tak terbatas.

Nama ar-Rahim mengandung perbuatan Allah yang merahmati hamba-hamba-Nya. Adapun nama ar-Rahman mengandung sifat kasih sayang pada diri-Nya. Kata Ar-Rahman, ia memiliki makna bahwa rahmat Tuhan yang meliputi hal-hal aktual. Bahwa itu merupakan curahan rahmat Allah pada Makhluqnya (manusia). jika dicermati ia memiliki arti rahmat yang khusus, yang ditujukan pada orang-orang beriman dan beramal baik.

Dan maka, nama Rahman ini juga khusus bagi Allah, tidak dapat dipakai oleh selain-Nya. Seperti karena itu, ketika Musailama al-Kadzdzab berani menamakan dirinya Rahmanul Yamamah, maka Allah membuka kepalsuan dan kedustaannya, sehingga dikenal di tengah-tengah masyarakat Musailamah al-Khadzdzab sebagai Musailamah Yang Pembohong.

Sedangkan ar-Rahim seperti diungkapkan di atas, mengandung sifat kasih sayang yang melekat pada diri-Nya. Dan menunjukkan bahwa Allah mempunyai rahmat yang bersifat kekal abadi. Yaitu yang ada dalam kehidupan di akhirat nanti dan hanya akan dinikmati orang-orang yang mengabdi kepadanya di dunia. Jika dapat di ungkapkan dengan arti lain, terjemahan dari makna Bismillahiramanirahim, berbunyi Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang di dunia dan akhirat dan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang di akhirat (saja).

Penggabungan atau kalimat lengkap Bismillahiramanirahim, menunjukkan keserasian atau keharmonisan yang logis. Ketika seseorang ingin memohon sesuatu pada Tuhannya, wajar dan malah semestinya ia menyertai permohonan itu dengan ungkapan pujian pada-Nya. dan karena memang Dia memiliki sifat yang mulia itu. Mengenai hal tersebut, Syekh Muhammad Abduh menilai bahwa penggabungan tiga kata itu dalam basmallah, merupakan bantahan tidak langsung kepada orang-orang Nasrani , yang menganut paham trinitas .

Akhirnya, walaupun pembahasan ini kurang luas, dapat diambil pelajaran bahwa umat manusia semestinya memerhatikan dan mensyukuri rahmat dan kasih sayang yang diberikan oleh Allah, setidaknya dengan menyebut nama-Nya ketika melakukan sesuatu.


0 komentar:

Posting Komentar