Jumat, 29 Juli 2011

Masuk UI, Dia Kayuh Sepeda dari Pati ke Depok Zalaluddin: "Itu janji saya kepada Sang Pencipta dan juga teman-teman."



VIVAnews - Janji adalah hutang yang harus dibayar. Karena janji itu jualah, Zalaluddin rela mengayuh sepeda dari Pati, Jawa Tengah, sampai ke Depok, Jawa Barat. Perjalanan bersepeda sejauh 600 kilometer lebih itu ditempuh Zalal untuk menggenapi nazarnya jika ia diterima di Universitas Negeri.

"Itu janji saya kepada Sang Pencipta dan juga teman-teman," kata Zalaluddin saat berbincang dengan VIVAnews.com.

Pemilik nama Muhammad Zalaluddin Sofan Fitri ini bercerita, saat duduk di bangku kelas 3 SMA, dirinya memang sering berucap kepada teman-teman sekolah, akan bersepeda sampai ke kampus yang menerimanya. Zalaluddin akhirnya diterima di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Tanpa berpikir panjang, setelah diumumkan diterima di UI, Zalal langsung membulatkan tekadnya untuk memenuhi nazar itu. Dia berangkat Selasa, 19 Juli 2011 lalu, dilepas oleh guru dan rekan-rekannya di SMA 1 Pati. "Baik orangtua, teman, guru, semua mendukung saya," ungkapnya.

Menaiki sepeda onthel, Zalal berangkat seorang diri dengan perbekalan dan uang seadanya. Selama perjalanan, berbagai kejadian unik dia alami. Mulai dari diganggu waria, diberi makan oleh preman, hingga bertemu lelaki tua penjual sapu lidi. "Dari semua itu, saya paling terkesan bertemu dengan orang hebat di Alas Roban," dia mengisahkan.

Orang hebat yang dia maksud adalah lelaki berusia 75 tahun yang setiap hari menarik gerobak berisi 60 buah sapu lidi. Penjual itu setiap hari bolak-balik sejauh 40 kilometer untuk menjajakan dagangannya. "Dia tangguh sekali. Apa yang saya lakukan ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dia," kata Zalal.

Untuk beristirahat, Zalal parkir di lahan kosong atau pompa bensin. "Sering juga di warnet dan rumah penduduk," tambahnya. Dia menghentikan perjalananan untuk sekadar makan atau buang air.

Pada Minggu siang, 24 Juli 2011, Zalal pun tiba di tempat tujuan. Dia disambut oleh teman-temannya yang tergabung dalam komunitas warga Pati di Depok. Kebanggaan menaklukkan dinginnya malam dan tajamnya tanjakan Alas Roban semakin lengkap saat penghargaan diberikan Dekan FIB UI, Bambang Wibawarta, sebagai penghargaan atas kegigihan Zalal.

Penghargaan diserahkan Senin kemarin. Dekan juga berjanji akan membantu Zalal untuk mendapat keringanan biaya pendidikan dan fasilitas pondokan di asrama mahasiswa UI. Dan jika dia berprestasi, Fakultas Sejarah UI juga berjanji akan mencarikan beasiswa untuknya. (kd)

•Jum'at, 29 Juli 2011, 07:15 WIB Desy Afrianti VIVAnews
Selengkapnya...

perjalanan nadhar keterima di Universitas Indonesia Muhammad Zalaluddin Sofan Fitri

hm.... hari pertama

oleh pada 20 Juli 2011 jam 0:35

terimakasih kepada teman-teman dan pihak2 yang membantu saya. dari kudus menuju semarang alhamdulillah bertemu dengan beberapa orang2 di pengalaman awal, sempat mendengar keluh kesah bapak hadi tentang anak-anak nya di sekitar jalan kudus demak, kemudian terima kasih kepada bapak cipto yang telah mentraktir saya di warung bebek, danbaru mengenalnya beberapa saat di jalan, terima kasih kepada mas samsul juga yang memberikan semangat saat selese maghrib di perbatasan demak senarang, juga terima kasih kepada nenek di dekat warnet bulu yang memberikan doanya selalu, menunggu perjalanan berikutnya.

hari ke 2

pada 21 Juli 2011 jam 15:03

hm...... di pom bensin kendal, ke arah cepiring beberapa orang sempat menyapa, dan tak lama kemudian sarapan di dekat kali kuta gringsing, sambil menikmati pegunungan (lereng gunung prahu) setelah itu mengambil jalan ke arah pasar plelen, jalur paling utara atau jalur yang paling berat. di sini aku bertemu dengan beberapa orang yang lebih hebat dari ku.

"mbah parmo dan mbah keman", sejenak berjalan letih kurang lebih 300M tanjakan baru separuhnya, dari atas turun mbah parmo, seorang kakek2 dengan gerobak songkronya yang berisi sapu lidi, karena lelah aku istirahat dan langsung menghampiri kakek yang berusia lebih 70 tahunan, aku menanyakan semua tentang dia, akhirnya dia menceritakan kemana saja, dalam tiga hari dia akan berkeliling dari limpung-weleri dan kembali kerumanya untuk membuat sapu, dan jalan yang di lewati, saya bisa merasakanya hingga bermandikan keringat, dari rumah dia membawa 60 sapu lidi dan di jual ke orang2 seharga 3000, dan terkadang ada juga yang menawar. karena aku sangat menghargainya maka aku membelinya 3 buah, kemudian saya berpamitan denganya.

perjalanan saya lanjutkan hingga ke pos polisi di luwes "sebelum banyu putih atau setelah tanjakan hutan roban" di sana saya mampir di sebuah warung degan, bertemu dengan mbah keman, dari penuturan ceritanya dia sudah menjelajah seluk beluk alas sroban di usianya yang tak muda lagi, dia melakukan itu karena tiak punya rumah dan di usir oleh putranya dari rumah, karena merasa haus aku memesan 2 es degan dan minum dengan mbah keman mendengarkan penuturan2 nya, karena saya juga bingung tentang sapu lidi3 tadi maka sapu itu aku serahkan ke ibu penjual es degan, dan akhirnya dia mau menerimanya.

setelah istirahat aku berpamitan dengan mereka berdua dan degan tadi di berikan gratis, juga di bawakan beberapa jajanan untuk diriku dari ibu warung, sekali lagi saya ucapkan terima kasih, berikutnya perjalanan di lanjutkan tanjakan ke gunung prekso"banyu putih" hingga di subah ngenet sambil istirahat sebentar, setelah itu perjalanan di lanjutkan sampe di pom bensin istirahat dan madep sama sang epncipta sebentar, di sini bertemu dengan anak pati dari kemiri, dan sempat mengobrol, setelah itu berpamitan dan melanjutkan perjlananan hingga ke batang, di sini di sambut oleh saudara dari temanku Sinta Tc, dan beristirahat sebentar,

perjalanan selanjutnya di lanjutkan hingga ke pekalongan, di pekalongan para club tiger yang sudah dihubungi oleh kakak kel;as saya atau mereka biasa memanggil Broto, di sini berkenalan dengan mereka hingga malam, karena cuaca hujan, aku menunggu terang. bersambung hari ke 3.

ha ha ha susah senang hari ke 3

pada 22 Juli 2011 jam 2:40

setelah berpamitan dengan mas yuli dan kawan-kawan sehabis hujan segera kembali ku kayuh sepedahku hingga ke pom antara pekalongan dan pemalang di sebabkan gerimis lagi. di pembensin ternyata malah ketemu tetangga dari ngawen, ha ha ha, dan istirahat,

pagi habis subuh kembali sepeda ku kayuh hingga melewati kota merk spirtus yang biasa aku pakai untuk masak, dan siangnya sampai di tegal, di tegal aku mau istirahat untuk mencari warnet, karena aku kira bagian jembatan layang di tegal bagian dari pantura maka aku melewatinya(padahal ga ada mobil yang lewat" ku kira ada kerusakan mungkin sepeda bvisa lewat. tapi perkiraanku mleset, aku malah sampai di TPA tegal dan tempat peternakan di dekat TPA, tapi ga masalah karena ternyata jalan tadi adalah jalan yang menuju terminal tegal. ternyata brebes -tegal 7 km, wah wah gak nyangka sampai brebes dengan cepat. aku mencari warnet di tegal jarang sekali, yang banyak malah warteg(warung makan touch screen) 4 km dari terminal kemacetan mulai melanda karena ada perbaikan jalan, sejenak istirahat di berebes sambil di warnet.

berikutnya setelah jalanan agak lenggang kembali dengan santai sepeda meluncur hingga ke kec bulu kamba, di sini bertemu dengan beberapa pedagang asongan setelah dzhur asyik berbincang dengan mereka, karena di rasa cukup dan telah mendapat informasi segera ke arah kec tanjung, sebelum sampai di tanjung sempat mnservis sepedahku. disinni bertemu dengan mas Raja pria kelahiran sumatra dan ternyata supir yang sering mampir di warung kopi di rumah temenku bahrul halimi sehabis memasok ikan dari tayu ha ha ha."katanya demen sama kopinya "

terik matahari mulai menyengat, inilah yang membedakan (batang,pekalongan,pemalang)setiap malam hujan dan banyak air. brebes(kekeringan) mungkin gara2 ada gunung selamet yang membawakan uap atau angin dari laut, di berebese sempet ketemu penjual penthol yang harus mikul dari losari PP setiap hari, hm/....... padahal panasnya ngeter2 ampun. sorenya sampai di lossari, dan perjalanan di lanjutkan ke arah cirebon, di tengah perjalanan saat sholat maghrib di pom bertemu dengan pak syukron dan pak sukawi dan berbagi pengalaman dengan mereka haha/. malam nya langsung tancap cirebon dan di alun2 sedsng ada pengajian. wes leren2

huehuehuehueh hari ke 4 coy

pada 23 Juli 2011 jam 13:21

Cirebon. hm...... di sini aku melanjutkan perjaanan memasuki kota dan kahirnya sampai di gedung kabupaten, wah wah ternyata di sana lagi ada pengajian. seperti biasa sebelum istirahat saya mencari warnet dan ternyata ada di deket kantor kabupaten. nginep di sana sekalian, ha ha ha untung mas nya baik apa lagi dia suka main AO"hobiku dului" jadi di kasi mirah woakowkokaokowkoa,

Paginya habis subuh tidur lagi karena capek dan menunggu temen2 dari Kaskus ketua reg cirebon, setelah bertemu maka wisata kuliner kembali di mulai dengan mengajak ke tempat nasi asal cirebon wkakkwkakkw, setelah berpamitan perjalanan kembali kulanjutkan, 7 km dari tempat kami berpisah terletak makam S Gunung Jati, dan aku shalat jum'at di M Karangampel. sebelum shalat jum'at aku mampir di sebuah pombensin, yang aku heran ternyata para petugas pom besin di sini mereka adalah orang2 intelektual, gila, salahsatunya ada yang bercerita di terima di UGM , tetapi gak di ambil karena ga punya duid

dari sana sejenak beristirahat di depan SMK 1 karangampel, di sini bertemu dengan penjual es di depan sekolah, sejenak bercerita sambil membeli es. ha ha ha ha panas soale, ha ha haha karena penjual es suka mendengar ceritaku maka waktu aku mau bayar dia menggratisi esnya, Alhamdulillah hueheuhue. perjalanan dilanjutkan kembali sampai di pertigaan yang satu ke arah indramyu dan satunya ke arah jati barang di sana bertemu dengan siswa yang naik sepeda, hahah dengan senang aku bicara denganya dan dia bercerita tentang dirinya. hm.... kemudian aku memberikan pemikiran lain " jangan bilang doktrin" wkwkwkwk dan dia menyetujuinya huehuehue, tetapi aku tetep salut ma dia temen2nya waktu saya liat pada naik motor dia tetep dengan sepedahnya, dan aku memberinya beberapa motivasi.

karena sudah siang maka aku berpamitan denganya,

perjalanan saya lanjutkan hingga tengah menjelang asar saya beristirahat sejenak, saya kok malah menikmati angin pantai dan istirahat sejenak. berikutnya perjalanan saya lanjutkan sampai di pom sebelum masuk ke komplek pabrik pertamina di INdramayu pinggir pantai, di sana bertemu dengan supir trk, kembali kami berbincang2 , karena supir truk ahli sepeda, maka ia cek sepeda saya daan di benerin, dan saya mengucapkan terima kasih, dan berpamitan

selanjutnya perjalanan saya lanjutkan kali ini melewati indramayu, ketika saya melihat sebuah sunagi, lupa namanya, disana ada bendungan karet malah di pakai buat lompatan oleh anak2 heuehehu gila bener, habis itu perjjalanan di lanjutkan hingga ke pertrmuan jalur indramayu dan jati barang. disini mapir sholat dulu dan melanjutkan ke arah pamanukan, sampe di pamanukan saya istirahat dulu. bersambung hari ke 5


Selengkapnya...

Oleh-oleh Kehidupan dari "Ngonthel" Pati-Depok



KOMPAS/AGNES RITA
M Zalaluddin, lulusan SMA 1 Pati yang memenuhi nadzarnya jika diterima di UI, bersepeda dari Pati hingga Depok.
KOMPAS.com - Awalnya, perjalanan Pati-Depok dengan sepeda onthel dilakukan Muhammad Zalaluddin Sofan Fitri (19) untuk menggenapi nazar yang sudah terucap. Namun, di jalan, pria asal Blora ini justru menemukan pengalaman kemanusiaan saat bersentuhan dengan banyak orang, terutama rakyat jelata.
Nazar untuk bersepeda dari Pati ke Universitas Indonesia (UI) digenapi Zalal setelah dia diterima sebagai mahasiswa Universitas Indonesia Jurusan Sejarah Angkatan 2011. Dari SMA Negeri 1 Pati, Zalal mulai mengarahkan sepedanya ke Ibu Kota hari Selasa (19/7).
Bersama sepeda onthel warna hijau tua yang dimilikinya sejak SMA kelas 1, Zalal membawa semua pakaian dan kebutuhan untuk pendaftaran kuliah. Sebuah tas ransel besar disandangnya. Di sadel belakang, sebuah kotak bagasi dipasang untuk menaruh ban serep, makanan ringan, air minum, dan tisu. Di bawah kotak itu tertempel sebuah kertas bertuliskan ”Nadzar Diterima di UI”.
Sehelai bendera Merah Putih yang terikat di sebilah rotan dipasang di bagian belakang sepeda. Sementara sebuah pompa ban diikatkan di badan sepeda. Satu lampu tambahan terpasang di depan lampu sepeda nya.
Hari Minggu kemarin sekitar pukul 09.00, Zalal tiba di asrama mahasiswa UI. Hari Minggu pagi, sekitar 10 mahasiswa asal Pati serta simpatisan ikut nggowes bareng Zalal dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hingga ke UI. Setibanya di kantin asrama mahasiswa, tidak ada penyambutan yang istimewa. Beberapa sesama mahasiswa asal Pati menemaninya duduk sambil menyeruput es teh. Genap sudah perjalanan sejauh sekitar 500 kilometer itu....
Selengkapnya baca Harian Kompas, 25 Juli 2011.
Selengkapnya...

Kamis, 28 Juli 2011

Reshuffle dan Manuver Politik Oleh Muhammad Mukhlisin

Lagi-lagi, isu reshuffle menguak kembali ke arena politik pemerintahan. Kali ini reshuffle muncul karena kinerja menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dinilai belum bekerja maksimal. Berdasarkan hasil evaluasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UK P4), kurang dari 50% program-program yang direncanakan dapat terealisasi.

Isu reshuffle kali ini agak berbeda dengan isu reshuffle sebelumnya yang didominasi pertimbangan politis transaksional. Kali ini isu reshuffle berangkat dari kinerja pemerintahan yang tidak maksimal. Seperti beberapa bulan lalu, isu reshuffle mencuat setelah terjadi perpecahan pendapat di partai koalisi pendukung pemerintah.

Misalnya, dalam menentukan hak angket kasus Bank Century dan kasus perpajakan. Tak tanggung-tanggung, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengisyaratkan reshuffle para menterinya yang berasal dari partai lain yang tidak sependapat tersebut.

Reshuffle yang awalnya dilontarkan oleh Presiden tersebut ternyata hanyalah manuver politik dan gertakan untuk partai koalisi. Hal tersebut mengakibatkan kinerja pemerintahan menjadi tidak efektif, tidak fokus dan permasalahan bermunculan di mana-mana. Termasuk, di antaranya adalah kasus kekerasan, korupsi yang merajalela, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di berbagai daerah, melonjaknya harga pokok makanan dan lain sebagainya.

Reshuffle merupakan hak perogratif presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan. Dalam sistem presidensial seperti di Indonesia, kebijakan reshuffle oleh presiden memang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan. Tetapi, di lain pihak, sistem parlemen yang multi partai mau tidak mau terfragmentasi di dalam sistem koalisi-oposisi untuk meningkatkan peran check and balanches terhadap pemerintah.

Menurut ahli filsafat Inggris Thomas Hobbes (1588-1679), sebuah pemerintahan digambarkan sebagai sebuah leviathan. Leviathan adalah sebuah monster di dalam mitologi Timur Tengah yang sangat buas dan ganas. Hobbes mengemukakan untuk mencegah pemerintah leviathan, maka kekuasaan pemerintahan harus dibatasi. Lanjut Hobbes, bentuk pemerintah dan pembatasan kekuasaannya bisa berbentuk apa pun tetapi harus terpisah dan independen antara satu lembaga dengan lembaga pemerintahan yang lain.

Independensi

Berasumsi dari teori Hobbes tersebut, sudah jelas lembaga-lembaga tinggi negara, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif masing-masing harus mempunyai independensi yang tidak bisa digoyah. Karena, hal itu akan mencegah negara menjadi sebuah leviathan. Tetapi, melihat situasi Indonesia sekarang ini, justru menggambarkan keadaan yang sebaliknya. Di mana antara lembaga tinggi negara saling menguatkan posisi satu dan yang lain untuk melanggengkan status quo.

Pengaruh eksekutif di legislatif begitu kuat dengan anggota partai koalisi yang diwadahi dengan Setgab partai koalisi. Tentunya hal ini wajar dalam sistem pemerintahan yang multi partai. Sama halnya dengan recall di DPR, recall akan menjadi wajar bahkan diperlukan jika memang anggota dewan melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan etika sebagai anggota DPR. Tetapi, jika sudah bersifat transaksional antara lembaga satu dengan yang lain, maka yang muncul adalah sebuah leviathan yang mengerikan.

Asumsi ini memberikan point penting bahwa reshuffle jangan sampai sebatas manuver politik. manuver politik seperti ini merubah substansi demokrasi. Dari demokrasi yang pro rakyat menjadi demokrasi yang prosedural dengan penyokong politik transaksional. Dengan orientasi para politikus yang hanya melanggengkan kekauasaan mereka.

Check and Balances

Hasil reshuffle kabinet memang tidak menjamin efektifitas kinerja pemerintahan. Tetapi, evaluasi kinerja pemerintahan mutlak harus dilakukan. Diperlukan ketegasan dan leadhership yang kuat untuk menjalankan kinerja pemerintahan secara efektif. Jika reshuffle sudah mendesak, sebaiknya harus dilakukan.

Masyarakat sudah menanti ketegasan Presiden. Bukan dalam bentuk manuver-manuver politik seperti pada isu reshuffle kabinet sebelum-sebelumnya. Bukan juga politik transaksional yang mendasarinya. Karena, akan menimbulkan minimnya check and balances sehingga sistem pemerintahan tidak berjalan dengan efektif.

Kemudian, leviathan yang akan menguasai negara. Dan, jika hal itu terjadi, Hobbes mengemukakan 2 kemungkinan. Pertama, muncul keadilan dari penguasa untuk menyelesaikan. Dan, jika tidak terwujud maka yang terjadi adalah kemungkinan kedua, rakyat akan melakukan revolusi untuk memperjuangka hak-hak mereka.

Sebaiknya Presiden SBY sebagai pemimpin pemerintahan harus cepat mengambil tindakan terhadap keadaan ini. Seperti cepatnya reaksi Presiden terhadap kasus Nazaruddin yang mengobrak-abrik Demokrat. Berbagai forum dan lembaga masyarakat sudah bosan mengkritisi pemerintah mulai dari pengamat politik, ekonom, agamawan dan yang terakhir gerakan mahasiswa kelompok Cipayung (HMI, PMII, PMKRI, GMNI, GMKI) yang mulai menunjukkan kesolidan untuk merespon pemerintahan yang karut marut.

Bagaimanapun ketegasan presiden bakal menentukan efektivitas pemerintahan.

***

Penulis adalah Koordinator umum Forum Kajian Sosial dan Keagamaan Piramida Circle Ciputat, Tangerang.

Dimuat di Harian Suara Karya,

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=283779

Selengkapnya...