Senin, 28 Juni 2010

POSISI CINTA DUNIA oleh Habib Asfiya Jauhari*

LETAK

Dimana waktu akan berlari
Sampai nanti mereka mati
Dimana waktu akan berlari
Saat mereka mulai menghampa diri
Dimana waktu membelakangi bumi
Berharap dia masih berlari
Dimana waktu membelakangi bumi
Menjadi terkapar disini sendiri



BAGAIMANA EFISIEN

Gerakan-gerakan monoton masih bergerak
Pergeseran-pergeseran hanya titik... dan titik
Dan bergesek tanpa terburuk-buruk
Titik monoton sampai berbunga
Cepat, dan cepat, dan trade off
Pembebasan dalam jalan kelipatan
Kerugian tidak ada yang mau
Padahal antara langit dan bijak
Terasa aneh bagi subsidi
Pengurangan efisiensi
Tidak ada efek-efek
Membagaimanakan bantuan




PERTUKARAN

Manfaat sama dengan untung
Pada daun yang karena angin puntung
Untung dari tukar special?
Pikirkanlah eksternalitas!!!
Ada keinginan masuk
Ada keinginan keluar
Bagaimanapun terjadi kerja
Perlu ditingkat itu tanah-tanah
Kalau masuk,
Tekanan pada akar tercabut



PUISI TIDAK JADI

Ketika engkau berjalan
Bagaimana anda bersajak?
Sajak dalam jalan-jalan?
Bagaimana ada jalan-jalan dalam sajak?
Sajak tak jadi puisi
Dari jalan-jalan yang kau puitisasi
Tidak ada puisi yang disajakisasi
Sehingga puisi tidak lagi jadi puisi





DEMI KESEIMBANGAN

Demi keseimbangan
Aku debitkan
Aku kreditkan
Demi keseimbangan
Dua jalur berguncang-guncang
Aku pegangi dari gelombang birahi
Sampai tenang
Demi keseimbangan
Kututup mata, tengadahkan tangan
Demi keseimbangan
Maaf, engkau menjadi korban





HAWA DI DEKATKU

Hari ini hawa makin panas
Berkelit dari tangkapan airku
Sejak pagi tadi
Hari ini hawa sendiri
Tapi panasnya membebaniku
Sejak pagi tadi
Hari ini hawa tertunduk
Mungkin merasa terlalu panas
Atau menjadi pemanas
Hari ini hawa sendiri lagi
Menunggu adam di dekatku
Tetapi aku adalah adam yang lain
Hawa diam didekatku






DINDING PINTU

Aku berjalan dari belakang
Menghadap ke depan menatap sesenggukan
Terkurung dari ruang nista kehidupan
Aku akan keluar
Memegang sebuah senyum kelakar
Berharap orang di luar sana gembira
Biarkan aku terbaring menunggu pintu
Padahal aku menghadap dinding
Ada kunci dan palu
Menemaniku mungkin dari dulu
Aku hancurkan dinding
Kemudian aku tendang pintu
Mendapati kedatanganku
Berharap orang di luar sana gembira


* Aktifis SIMPATI dan Mahasiswa Sekolah Tinggi Akutansi Negara(STAN) jakarta


0 komentar:

Posting Komentar