Kamis, 06 Agustus 2009

KECERDASAN QALBIAH

Kecerdasan Qalbiah
Oleh: Ali Rif'an

''Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila iabaik, seluruh tubuh menjadi baik. Tapi, bila rusak, semua tubuh
menjadi rusak pula. Ingatlah bahwa ia adalah kalbu.'' (HR Al-Bukhari
dari Nu'man ibn Basyir).

Kalbu merupakan materi organik (al'adhuw ai'mady) yang memiliki sistem
kognisi (jibaz idraky ma'ripiy) dan mengandung emosi (al-syu'ur).
Al-Ghazali mendefinisikan kalbu menjadi dua.
Pertama, kalbu jasmani, yaitu daging sanubari yang terletak di dada
sebelah kiri atau disebut jantung (heart). Kedua, kalbu rohani, yaitu
sesuatu yang bersifat halus (lathif), rabbani, dan ryhani.

Kalbu jasmani berfungsi mengatur peredaran darah serta segala
perangkat tubuh manusia. Sementara, kalbu rohani berperan sebagai
pemandu dan pengendali struktur jiwa (nafs). Bila kedua kalbu ini
berfungsi normal dan baik, kehidupan manusia akan baik dan berjalan
sesuai fitrahnya.

Lantas, bagaimana kecerdasan qalbiah itu bisa hadir? Kecerdasan
qalbiah akan hadir tatkala seseorang berperilaku qalbiah, yaitu
senantiasa merasakan kehadiran Allah SWT dalam setiap tindakan, kapan
pun dan di mana pun. Perilaku qalbiah akan timbul manakala kita selalu
mengingat Allah (zikrullah).
''Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.'' (QS Al-Ahzab [33]: 41).

Seseorang yang selalu mengingat-Nya, hatinya akan merasa tenang dan
tenteram meski diimpit segala macam persoalan. ''(Yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.''
(QS Arra'd [13]: 28).

Orang yang senantiasa berzikir juga akan selalu diingat Allah SWT.
''Ingatlah kalian kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.'' (QS
Albaqarah [2]: 150).

Bila seseorang telah diingat Allah SWT, hatinya akan bersih dan selalu
dijaga dari perbuatan keji dan mungkar. Di sinilah, pengelolaan dan
pemeliharaan kalbu dan perilaku qalbiah yang termanifestasi dalam
bentuk zikir, akan membawa manusia pada kecerdasan qalbiah. Sehingga,
dengan mudah menyerap segala bentuk kebenaran yang datang dari Allah
SWT.

Kecerdasan qalbiah ini akan pula menjadi pengendali dan pemegang
komando terhadap setiap perilaku manusia yang terdiri atas empat
sifat. Seperti, sifat bahimiah (syahwat), sabu'iyyah (amarah),
syaitiniyah (hasud, dengki, dan iri hati), dan rabbaniyah (unsur sifat
Ilahi).

(Tulisan ini telah dimuat di kolom hikmah Republika, Selasa 09 Juni 2009


0 komentar:

Posting Komentar