Pertanyaan yang sebetulnya klise, dan sudah berulang ulang dilakukan pembahasan.
Penting gak sebetulnya kuliah itu?
Simpel saja, dan ini menurut pendapat pribadi saya : Penting gak
penting. Dan ini hanya pembatasan berikut sedikit tips untuk yang baru
saja lulus kuliah, dan sedang ingin melamar sebuah pekerjaan.
Menjadi penting, apabila niat untuk kuliah itu benar benar untuk mencari
ilmu. Ilmu yang dibutuhkan kelak untuk bekal pekerjaan, minimal untuk
pengalaman. Apabila jurusan yang diambil benar benar akan didedikasikan
untuk pekerjaannya kelak, ya itu bagus, bahkan sangat bagus. Tidak
menafik, bahwa persyaratan kerja saat ini kebanyakan mengutamakan
lulusan universitas ternama dan lain sebagainya. Ini juga satu
pendorong, apabila seseorang ingin mengenyam bangku kuliah. Bukan
ilmunya dulu.
Sayangnya, banyak lulusan S1 dan bahkan S2 sekarang ini yang masih tidak
tau bagaimana cara ‘menggunakan ilmunya’ dalam sebuah lingkup
pekerjaan. Bahkan pada saat mau melamar pekerjaan sendiri.
Fresh graduate, idealis ( ini sisi baiknya), dan terlalu memilih milih
kerjaan. Seringkali, tidak dibekali pengalaman nyambi kerja yang part
time sekalipun di deretan manis Curiculum Vitae-nya. Hanya sederetan
gelar, atau lulusan manis tanpa menjelaskan apa apa mengenai pribadi si
pelamar.
Hanya faktor keberuntungan dan (kadang) faktor kedekatan terhadap satu
atau beberapa orang yang sudah bekerja disana duluan lah yang bisa
membuat sang fresh graduate berhasil ikut tes wawancara di perusahaan
tersebut. Beruntung, karena benar benar melewati seleksi dari ratusan
calon pelamar. Baik seleksi secara langsung, ataupun seleksi dari agensi
head hunters yang sekarang banyak dipergunakan.
Kenapa tidak mencantumkan pengalaman kerja sama sekali? Apabila memang
ada, walaupun pengalaman kerja itu hanya sebatas kegiatan sosial dan
yang lain, cantumkanlah. Sekecil apapun, walaupun tidak ada
relevansinya terhadap dunia pekerjaan yang dituju, tetap dicantumkan.
Sebentuk pengalaman itu yang membuat kita sedikit lebih punya nilai,
dibandingkan dengan yang lain. Punya pengalaman bentuk tulisan atau
blog, seperti di Kompasiana sendiri? Tuliskan. Entah hanya sebatas
tulisan iseng, hobi atau yang lain, menulis adalah sebuah kegiatan yang
positif.
Lebih penting lagi, jangan terlalu pilih pilih pekerjaan. Betul, bahwa
semua orang pasti ingin sebuah pekerjaan yang ideal atau dream job. Saat
awal dan memulai, sebaiknya dicoba untuk tidak terlalu manja. Jangan
hanya ingin ngadem di ruangan ber ac, atau sekedar ingin tampan gara
gara sebuah dasi, atau cantik karena setelan yang keren. Itu semua tidak
penting. Berkarya dulu, itu yang lebih penting.
Jangan hanya tergiur dengan uang atau nominal dulu, dan bayangan akan
nyamannya sebuah jabatan. Yang penting adalah berkarya, walaupun dengan
resiko babak belur dibuatnya. Berjuang itu nikmat. Karena dengan
berjuang, kita akan bersyukur atas bagaimana cara mendapatkannya.
Kemudian saat wawancara. Jangan terjebak dengan sebuah cerita di masa
lalu saja. Ceritakan sedikit tentang pengalaman pekerjaan saat kuliah ,
atau pengalaman yang berkaitan dengan sebentuk kegiatan yang seringkali
dilakukan. Punya ambisi, itu penting. Apabila ada kesempatan bertemu
dengan salah satu pimpinan perusahaan disana, jangan ragu ragu untuk
mengatakan bahwa kita menginginkan kursinya kelak setelah target sekian
lama bekerja.
Loh kok gitu? Bukankah yang penting berkarya dulu? Benar, dan saat kita
sudah punya kesempatan, sebuah tujuan akan pekerjaan ,itikad baik dan
keseriusan mutlak diperlukan.
Jangan hanya cengengesan saat wawancara dan mengatakan “Terserah, nanti
bagaimana Bapak atau Ibu saja”. Maaf kalau kalimat sebelumnya terkesan
‘kasar’, tapi inilah yang sering dihadapi dengan para fresh graduate
saat melamar sebuah pekerjaan. Tunjukkan tekad, dan sebuah nilai. Kenapa
kita layak bergabung di dunia pekerjaan tersebut. Tunjukkan bahwa kita
memang siap belajar, menerima dan juga berkontribusi.
Penting juga untuk membuat sedikit riset pribadi akan perusahaan yang
akan dilamar. Informasi saat ini sudah luas tersedia. Pelajari sedikit
banyak tentang si perusahaan sendiri. Dan pada saat wawancara, tunjukkan
poin poin menarik mengenai seputar perusahaan atau dunia pekerjaan yang
mempunyai relevansi penting.
Jangan ragu ragu untuk bertanya, bahkan minta kepada para pemberi
wawancara untuk melakukan sedikit presentasi mengenai perusahaan
tersebut. Ketertarikan kita akan menunjukkan sebuah minat yang aktif.
Dan yang terakhir dan tidak kalah pentingnya , bahkan bagi penulis
justru ini yang terpenting adalah berdo’a. Jangan pernah sedikitpun
meragukan atau bahkan meremehkan sebuah kekuatan do’a. Minta petunjuk,
itu yang terpenting. Tidaklah berguna sederetan ilmu dan yang lainnya
apabila do’a sendiri akan diabaikan. Berusaha itu bentuk amanah, bentuk
kita bersyukur akan sebuah kesempatan.
Lulus kuliah itu penting gak penting. Penting, apabila memang didasari
niatan baik untuk berkarya. Jangan salah, ribuan bahkan juta’an orang
yang tidak kuliah bisa lebih sukses daripada yang lulusan S1, S2 , S3
bahkan Es Campur sekalipun. Semua karena niat, itikad dan pengalaman
mereka yang seringkali lebih baik daripada para pengenyam bangku
pendidikan.
Apabila lulus kuliah masih nganggur, dan berjuang pun sudah dilakukan,
kenapa tidak ciptakan saja pekerjaan ? Entrepreneur atau wiraswasta.
Asal halal, semua pengalaman akan menarik untuk dinikmati.